Selasa, 13 Januari 2015

Yahiye Adam Godhan adalah anak seorang tukang daging yang banyak menyangsikan dan menentang dogma Kristen. Ia juga merasa heran melihat teman-temannya beribadah kepada Nabi Isa ‘alaihissalam. Di kemudian hari, ketika ia mulai mengenal Islam dan Alquran, ia mendapatkan alasan yang kuat mengapa harus menjadi seorang muslim.

Yahiye menceritakan kisah hidupnya sejak remaja hingga menemukan Islam sebagai jalan hidup yang hakiki. Ia bertutur:

Saat berusia 17 tahun, aku memiliki pengalaman yang sedikit berbeda dengan pengalaman-pengalaman remaja Amerika pada umumnya. Aku dibesarkan di sebuah peternakan kambing di tengah pedesaan, di Western Riverside County, California. Di peternakan keluarga itu, peternakan kami mampu menghasilkan susu, keju, dan daging dari 150 sampai 200 hewan yang kami miliki. Ayahku adalah seorang tukang daging yang menyembelih hewan-hewan pedagingnya dengan cara islami. Kemudian ia memasoknya ke toko makanan Islam yang terletak beberapa blok dari Islamic Center di pusat kota Los Angeles.

Ayahku dibesarkan sebagai seorang agnotis atau ateis, kemudian menjadi penganut Kristen karena tak sengaja mempelajari Injil yang ia temukan tertinggal di pantai. Ayahku punya beberapa teman yang beragama Islam, tapi saat ini, semua teman-teman muslimnya sudah pindah dari California. Sementara ibuku, sejak kecil dididik sebagai seorang Katolik namun ia memiliki prinsip yang sama dengan ayahku, sama-sama tidak mengimani konsep trinitas.

Aku dan saudara-saudaraku mengenyam pendidikan home schooling. Perlu diketahui, kebanyakan keluarga yang mengambil home schooling adalah orang-orang Kristen. Selama delapan tahun lebih, keluargaku berinteraksi dengan komunitas Kristen di home schooling ini. Namun, justru hal itulah yang mulai membuka mataku.

Aku mulai menemukan hal-hal yang kuanggap aneh, meskipun Kristen menyatakan bahwa mereka penganut trinitas, kenyataannya mereka hanya menujukan doa-doa mereka kepada Yesus. Menurutku hal itu benar-benar mengherankan. Orang-orang Kristen menganggap hal itu sebagai syarat untuk memperoleh keselamatan. Sejak saat itu, secara bertahap aku menyadari bahwa aku tidak bisa menjadi seorang penganut Kristen.

Selanjutnya, aku sangat terobsesi dengan aliran pemuja setan yang ada pada musik heavy metal. Dan tentu saja keluargaku sangat menentang keras hobi baruku ini. Mulailah kuhabiskan hari-hariku untuk terus mendalami musik ini; aku mulai menjalani hidup kotor dan jorok serta menjauhi kebersihan, kamarku kubiarkan begitu sangat berantakan dan kacau, dan hubungnku dengan orang tua mulai menegang, walaupun aku juga sering meminta maaf kepada mereka.

Di tahun berikutnya, aku mulai mendengar khotbah berapi-api di radio dari Kristen Apokaliptik, menceritakan tentang ancaman Islam. Namun peringatan mereka malah menimbulkan rasa ketertarikan di hatiku untuk mengetahui Islam lebih jauh. Aku anggap hal ini sebagai salah satu kegiatan untuk mengisi kekosongan.

Titik balik dari kesia-siaan yang aku lakukan adalah ketika pindah ke Santa Ana, California, tinggal bersama nenekku. Di California, aku berharap bisa mendapatkan pekerjaan. Tapi apa mau dikata, mencari pekerjaan itu sangat mudah diucapkan namun sulit untuk dilalui. Dan saat itulah aku mulai menemukan tempat-tempat diskusi Islam.

Disana, aku menemukan bahwa keyakinan dan praktik agama ini benar-benar sesuai dengan fitrah dan logika manusia. Islam mengajarkan bahwa Allah bukanlah bagian dari manusia, akan tetapi Dia sebagai Dzat yang terpisah dari manusia, esa tak berbilang. Islam memiliki kitab suci yang sangat mudah untuk dipahami sekalipun oleh orang awam. Tidak ada kepausan yang dianggap sempurna dalam hal penafsiran. Setiap muslim memiliki kebebasan menafsirkan Alquran dengan kesadaran akan kadar ilmu pengetahuan yang mereka miliki.

Muslim tidak meyakini bahwa semua orang ditakdirkan masuk neraka. Sehingga Tuhan tidak perlu mengorbankan dirinya disiksa di tiang salib untuk menebus dosa-dosa umat manusia. Muslim meyakini bahwa Allah Maha Penyayang dan Maha Pengampun, kecuali bagi mereka yang ingkar dan memang tidak mau bertaubat kepada-Nya. Muslim tidak percaya akan adanya ras terpilih, semua sama di mata Allah yang membedakannya hanyalah takwa. Dan masih banyak hal-hal lain.
Setelah mulai membaca terjemahan Alquran dalam bahasa Inggris, aku semakin yakin akan kebenaran dan keaslian ajaran Allah yang terkandung dalam 114 surat Alquran. Setelah bertahun-tahun bergaul dengan orang-orang Islam, aku tahu benar bahwa mereka bukanlah orang-orang yang haus darah, teroris, dan barbar, seperti yang digambarkan oleh media dan para aktivis Injil.

Bekal inilah yang membuatku semakin tertarik untuk mengetahui dan meneliti Islam lebih jauh, lebih dari yang orang lain ketahui. Karena aku belum bisa memutuskan dan memantabkan hati kalau Islam adalah benar-benar takdirku.

Sampai akhirnya, pencarian tersebut menemui titik temu. Menurutku, ini adalah proses yang sangat alami tanpa ada paksaan. Pada November 1995, aku mengunjungi komunitas Islam di California, Islamic Society of Orange County, di Garden Grove. Aku katakan kepada salah seorang saudara muslim yang mengurus perpustakaan di sana, bahwa aku ingin memeluk Islam. Lalu dia memberiku beberapa bahan bacaan, dan kemudian aku mengucapkan syahadat di dalam masjid yang penuh sesak.

Minggu berikutnya, kuhabiskan untuk mempelajari tata cara shalat dan merenungkan kebesaran Allah. Menjadi seorang muslim benar-benar sesuatu yang sangat luar biasa!

Subhana rabbiyal ‘aziim!

Selasa, 06 Januari 2015

Amalan Yang Membentengi Kita Dari Neraka

hati-hati nerakaDi antara amalan yang membentengi dari neraka adalah: takut kepada Allah Ta’ala, jihad di jalan Allah Ta’ala, dan menundukkan pandangan dari yang haram.
Pertama: Takut kepada Allah
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
 إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآَتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ  
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. {QS. At-Taubah: 18}.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:
عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ, عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ. وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرِسُ فِي سَبِيْلِ اللهِ
“Dua mata yang tidak disentuh api neraka: mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang tidak tidur karena berjaga di jalan Allah.”
Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:
لَا يَلِجُ النَّارُ رَجُلٌ بَكَي مِنْ خَشْيَةِ اللهِ حَتَّى يَعُوْدَ اللَّبَنُ فِي الضَّرْعِ, وَلاَ يَجْتَمِعُ غَبَارٌ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَدُخَانُ جَهَنَّمَ
“Tidak akan masuk neraka laki-laki yang menangis karena takut kepada Allah sehingga susu kembali masuk ke dalam kantong kelenjarnya dan tidak akan terkumpul debu di jalan Allah dengan asap neraka jahannam.”
Kedua: Jihad di jalan Allah subhanahu wata’ala
Dari Abu Misbah berkata, ketika kami melewati jalan setapak, pemimpin rombongan Malik bin ‘Abdullah Al-Khatsa’i memanggil seorang laki-laki yang menunggang kudanya di daerah pegunungan: Wahai hamba Allah, mengapa engkau tidak menunggang kuda? Ia berkata, sungguh aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:
مَنِ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ فَهُمَا حَرَامٌ عَلَى النَّارِ
“Barang siapa yang kedua kakinya berdebu di jalan Allah sesaat pada siang hari maka kedua kaki itu haram (tidak akan) tersentuh api neraka.”
Abu Ya’la menambah dalam riwayatnya, ia berkata, maka Malik turun (dari tunggangannya) demikian juga manusia turun berjalan kaki, belum pernah nampak suatu hari yang lebih banyak manusia berjalan daripada hari itu.
Dari Malik Al-Khatsa’i berkata, Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:
مَنِ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيْلِ اللهِ حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ
“Barang siapa yang kedua kakinya berdebu di jalan Allah, diharamkan dirinya  dari masuk neraka”
Dari Rabi’ bin Ziyad berkata, ketika Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam berjalan lurus pada suatu jalan beliau melihat seorang pemuda Quraisy berjalan menyingkir. Beliau berkata: Bukankah itu Fulan? Para sahabat menjawab: Benar. Beliau berkata: Panggillah ia! Pemuda itupun datang. Nabi bertanya kepadanya: Mengapa engkau menyingkir dari jalan? Ia menjawab: Aku tidak suka terkena debu. Beliau bersabda: “Jangan menyingkir darinya demi (Allah) yang jiwaku berada di tangan-Nya sesungguhnya debu (di jalan Allah) adalah benar-benar aroma wewangian surga”. Perkataan beliau “aroma wewangian surga” setiap parfum memiliki aroma wangi.
Datang penjelasan makna “Di jalan Allah” yaitu berjalan ke masjid dan terkhusus berjalan ke masjid untuk shalat jum’at bahkan untuk  seluruh kewajiban. Telah datang (Hadits) dari Abu Umamah, dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:
لَيْسَ شَيْءٌ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ قَطْرَتَيْنِ وَأَثَرَيْنِ،قَطْرَةُ دَمْعٍ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَقَطْرَةُ دَمٍ تُهرَقُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ،وَأَمَّا الْأَثَرَانِ فَأَثَرٌ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَأَثَرٌ فِيْ فَرِيْضَةٍ مِنْ فَرَائِضِ اللهِ
“Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah dari dua tetesan atau dua bekas. Yaitu tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang mengalir di jalan Allah. Adapun dua bekas yaitu bekas di jalan Allah dan bekas dari melaksanakan kewajiban di antara kewjiban-kewajiban Allah.”
Dari Yazid bin Abi Maryam berkata: ‘Ubabah bin Rafi’ bin Kharij menjumpaiku ketika aku sedang berjalan kaki menuju masjid sementara ia naik kendaraan. Ia berkata: Aku memberi kabar gembira sesungguhnya aku mendengar Abu ‘Abas berkata, Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:
مَنِ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَرَّمَهُمَا اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنِ النَّارِ
“Barang siapa yang kedua kakinya berdebu di jalan Allah, diharamkan dirinya masuk neraka”
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda: “Tidak akan berkumpul orang kafir (yang mati terbunuh dalam perang) dengan pembunuhnya (orang mukmin) di neraka selamanya.”
Dan darinya juga berkata: Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda: “Dua orang tidak akan terkumpul di neraka sementara yang satu menyakiti yang satunya. Ada yang bertanya: Siapa mereka wahai Rasulullah? Beliau bersabda: “Orang mukmin yang membunuh orang kafir kemudian ia istiqamah”

Ketiga: Menundukkan pandangan dari yang diharamkan Allah Ta’ala.
Dari Bahz bin Hakim dari ayahnya dari kakeknya berkata: Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:
ثَلَاثَةٌ لاَ تَرَى أَعْيُنُهُمُ النَّارَ: عَيْنٌ حَرَسَتْ فِي سَبِيلِ اللهِ, عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ, وَعَيْنٌ غَضَّتْ عَنْ مَحَارِمِ اللهِ
 “Tiga golongan yang mata mereka tidak akan melihat neraka: Mata yang berjaga di jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada Allah, mata yang menunduk dari yang diharamkan Allah.” Sungguh telah datang firman Allah subhanahu wata’ala tentang menundukkan pandangan dari yang haram,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya”. {QS. An-Nur: 30}.
Ath-Thabari rahimahullah berkata: Mereka menjaga pandangan dari apa yang mereka inginkan untuk memandangnya dari sesuatu yang sungguh telah dilarang Allah untuk memandangnya.
Dikatakan dalam pensifatan putri Nabi Syu’aib terhadap Nabi Musa ‘alaihissalam pada firman Allah:
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.” {QS. Al-Qashash: 26}. Bahwasanya ia mengatakan demikian kepada ayahnya dan ayahnya meminta penjelasan tentang pensifatan tersebut. Ia berkata: Apa yang engkau ketahui tentang hal itu? Putrinya berkata: Adapun kuatnya yaitu apa yang aku lihat dari pekerjaannya mengambilkan air dari sumur. Sedangkan amanahnya apa yang aku lihat dari menundukkan pandangannya terhadapku.
Al-Qurthubi rahimahullah berkata menjelaskan firman Allah Ta’ala: (قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ) “Allah mengawali dengan pandangan sebelum kemaluan karena pandangan merupakan pertanda hati sebagaimana demam adalah pertanda (datangnya) kematian.”
Sebagian penyair mengambil makna ini, ia berkata:
Tidakkah engkau melihat bahwa mata itu pertanda hati
Apa yang disenangi mata maka hati juga condong kepadanya
Dalam hadits dari Hudzaifah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:
اَلنَّظْرَةُ سَهْمٌ مِنْ سِهَامِ اِبْلِيْسَ مَسْمُوْمٌ ، فَمَنْ تَرَكَهَا مِنْ خَوْفِ اللّهِ أَثَابَهُ جَلَّ وَعَزَّ إِيْمَانًا يَجِدُ حَلاَوَتَهُ فِى قَلْبِهِ .
 “Pandangan adalah panah di antara panah-panah beracun iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah, Ia memberinya pahala berupa keimanan yang ia rasakan kelezatannya dalam hatinya.”
Ketahuilah wahai saudaraku muslim, bahwa bagimu pandangan pertama tetapi pandangan kedua haram untukmu, hati-hatilah mengiringi pandangan dengan pandangan berikutnya. Dari Ibnu Buraidah dari ayahnya berkata: Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda kepada ‘Ali:
يَا عَلِيُّ ، لا تُتْبِعْ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ ؛ فَإِنَّ لَكَ الأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الآخِرَةُ
 “Ya ‘Ali jangan ikuti pandangan pertama dengan pandangan kedua, sesungguhnya bagimu pandangan pertama dan pandangan yang kedua bukan bagimu.”
Pada firman Allah Ta’ala:
يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ
Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. {QS. Al-Mukmin: 19}.
Dalam tafsir Al-Qurthubi (خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ) : Pandangan kedua. (وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ) : Pandangan pertama.
Berkata Asy-Syinqithi pada (خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ ) : Pandangan kepada yang diharamkan untuk memandangnya.
(Sumber : Makalah Al-A’mal Al-Waqiyah min An-Nar Al-Hamiyah oleh Syaikh Fahd Bin Abdurrahman Asy-Syuwaib; yang dimuat di Majalah Ummati, Kuwait edisi 53 bulan Shafar 1430 atau Februari 2009 halaman 30-31)

Senin, 05 Januari 2015

Tanya:
Apakah ketika di neraka, org dikasih makan? Lalu apa makanannya?
Jawab:
Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Penduduk neraka merasakan kelaparan, dan Allah menyediakan makanan untuk mereka. Hanya saja, makanan ini akan membuat mereka semakin tersiksa. Allah jelaskan dalam al-Quran, bahwa diantara makanan penduduk neraka adalah dhari’ dan zaqqum. Sementara minuman mereka adalah hamim, al-ghislin, dan al-ghassaq.
Allah berfirman,
ليس لهم طعام إلا من ضريع* لا يسمن ولا يغني من جوع
“Mereka tidak memiliki makanan kecuali dari dhari’, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” (QS. Al-Ghasyiyah: 6 – 7).
Dhari’ adalah tanaman duri yang dikenal di sekitar mekah. Sering disebut dengan As-Syibriq. Pohon ini memiliki duri sangat tajam. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,
الشبرق: نبت ذو شوك لاطئ بالأرض، فإذا هاج سمي ضريعاً.
”Syibriq, pohon berduri yang tumbuh tanpa cabang. Jika telah kering, namanya dhari’. ”
Qatadah mengatakan,
من أضرع الطعام وأبشعه
“Dhari’ adalah makana yang paling membahayakan dan paling mengerikan.” (at-Takhwif min an-Nar, al-Hafidz Ibnu Rajab, hlm. 108).
Makanan ini dihidangkan bagi penduduk neraka, sama sekali tidak mengenyangkan, dan tidak memberikan manfaat sedikitpun. Mereka tidak merasakan lezat, dan juga tidak bermanfaat bagi tubuhnya. Karena itu, kehadiran makanan ini, sejatinya bagian dari siksaan yang Allah berikan kepada mereka. (al-Jannah wa an-Nar, Dr. Umar al-Asyqar, hlm. 87).
Allah juga menceritakan makanan penduduk neraka dalam surat ad-Dukhan,
إِنَّ شَجَرَتَ الزَّقُّومِ . طَعَامُ الْأَثِيمِ . كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ . كَغَلْيِ الْحَمِيمِ
Sesungguhnya pohon zaqqum itu, . Makanan orang yang banyak berdosa (orang kafir). Makanan ini seperti kotoran minyak yang mendidih di dalam perut,  seperti mendidihnya air yang Amat panas. (QS. Ad-Dukhan: 43 – 46).
Kemudian Allah jelaskan di surat as-Shaffat,
أَذَلِكَ خَيْرٌ نُزُلًا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ . إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ . إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ . طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ . فَإِنَّهُمْ لَآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ . ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِنْ حَمِيمٍ . ثُمَّ إِنَّ مَرْجِعَهُمْ لَإِلَى الْجَحِيمِ
(makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Dia adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala. mayangnya seperti kepala setan. Maka Sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, Maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. kemudian sesudah Makan buah pohon zaqqum itu pasti merekamendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. kemudian Sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim. (QS. As-Shaffat: 62 – 68)
Betapa mengerikannya gambaran pohon zaqqum,
1. Tumbuh dari dasar neraka
2. Dahannya menjuntai panjang
3. Bentuk buahnya sangat buruk, seperti kepala setan. Sekalipun orang tidak pernah ketemu wajah iblis, namun mendengar namanya saja, pasti sudah merinding.
4. Makanan ini tidak mengenyangkan dan tidak bisa menghilangkan kelaparan yang dialami penghuni neraka. Namun karena lapar, merekapun memakannya dengan lahap.
5. Makanan penduduk neraka akan menyebabkan tersedak. Karena makanan ini nyangkut di kerongkongan. Allah jelaskan,
إِنَّ لَدَيْنَا أَنْكَالًا وَجَحِيمًا ( ) وَطَعَامًا ذَا غُصَّةٍ وَعَذَابًا أَلِيمًا
“Karena Sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.” (QS. Al-Muzammil: 12 – 13)
6. Setelah perutnya penuh dengan zaqqum, makanan ini mendidih dalam perutnya. Layaknya minyak mendidih di atas wajan.
7. Merekapun merasa kesakitan dan berusaha mencari minuman. Merekapun segera menuju al-Hamim, air mendidih yang sangat panas.
8. Mereka meminum Hamim itu, hingga putus usus-ususnya. Allah berfirman,
وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ
”Mereka diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya.” (QS. Muhammad: 15).
Minuman Ghislin dan Ghassaq
Selain Hamim (air mendidih), penduduk neraka juga mendapatkan minuman ghislin dan ghassaq.
Allah berfirman,
فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيمٌ ( ) وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ ( ) لَا يَأْكُلُهُ إِلَّا الْخَاطِئُونَ
“Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. ( ) dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari ghislin (darah dan nanah). ( ) Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang rajin berdosa (orang kafir).” (QS. Al-Haqah: 35 – 37)

Di ayat lain, Allah berfirman,
لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا ( ) إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا ( ) جَزَاءً وِفَاقًا
Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, ( ) Selain air yang mendidih dan ghassaq (nanah) ( ) Sebagai pambalasan yang setimpal. (QS. An-Naba: 24 – 26).
Dr. Umar al-Asyqar menjelaskan,
والغسلين والغساق بمعنى واحد، وهو ما سال من جلود أهل النار من القيح والصديد، وقيل: ما يسيل من فروج النساء الزواني ومن نتن لحوم الكفرة وجلودهم، وقال القرطبى: هو عصارة أهل النار
Al-Ghislin dan al-Ghassaq memiliki makna sama, yaitu darah dan nanah yang keluar dari tubuh penghuni neraka. Ada juga yang menjelaskan, cairan yang keluar dari farji wanita pezina dan nanah bangkai orang kafir. Al-Qurthubi mengatakan, Minuman itu adalah perasan tubuh penghuni neraka. (al-Jannah wa an-Nar, hlm. 89)
Subhanallah… betapa mengerikannya makanan & minuman neraka. Semoga Allah melindungi kita dan keluarga kita darinya. Amiin.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)
Artikel ini didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.

Minggu, 04 Januari 2015

Definisi Neraka:
Neraka di dalam bahasa arab disebut (النار ) “An Naar” yang artinya: Api. Neraka dinamakan (النار ) “An Naar”: Api, karena penghuni neraka disediakan bagi mereka tempat tinggal yang terbuat dari api, pakaian dari api dan merekapun disiksa dengan api.Allah Ta’ala berfirman:
فأنذرتكم نارا تلظى، لا يصلاها إلا الأشقى
“Maka Kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala, tidak ada yang masuk ke dalamnya melainkan orang yang paling celaka. (QS. Al Lail:14-15).
Dimanakah Netak Neraka?
Sebagaimana surga adalah tempat orang-orang yang mulia, maka dia berada ditempat yang mulai dan tinggi, yaitu di langit yang ketujuh. Namun nereka adalah tempat orang-orang yang hina dan rendah, maka dia berada di tempat yang paling rendah, yaitu di bagian bumi yang paling bawah. Allah berfirman:
ثم رددناه أسفل سافلين
“Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). (QS. At Tiin:5).
Dalamnya Neraka:
Dari Abu Huroiroh rodhiyallahu anhu ia berkata: “Dahulu ketika kami besama Rosulullah shallallahu alaihi wasallam, kami mendengar suara sesuatu yang jatuh. Beliau berkata: Tahukah kalian suara apakah ini? Kamipun berkata: Allah dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui.Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda:
هذا حجر أرسل في جهنم منذ سبعين خريفا فالآن انتهى قعرها
“Ini adalah suara batu yang dilempar dari permukaan neraka jahannam semenjak tujuh puluh tahun yang lalu, sekarang baru sampai ke dasarnya.” (HR. Muslim:2844).
Panasnya Neraka:
Dari Abu Huroiroh rodhiyallahu anhu berkata: Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ناركم هذه التي يوقد بنو آدم جزء واحد من سبعين جزءا من نار جهنم، قالوا: والله إن كانت لكافية، قال: إنها فضلت عليها بتسعة وستين جزءا كلهن مثل حرها
“Api kalian ini yang digunakan manusia untuk menyalakan sesuatu adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian bagian (panasnya) api neraka. Para Sahabat berkata: Demi Allah sesungguhnya api ini sudah cukup (untuk menyiksa). Beliau bersabda: Sesungguhnya api neraka itu lebih panas dari api dunia enam puluh sembilan kali semua panasnya sama.” (HR. Bukhori:3265, Muslim:2843).
Dari Abu Huroiroh rodhiyallahu anhu berkata: Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
اشتكت النار إلى ربها، فقالت: يا رب أكل بعضي بعضا فنفسني، فأذن لها نفسين: نفس في الشتاء ونفس في الصيف، فأشد ما تجيدون من الحر من سمومها، وأشد ما تجيدون من البرد من زمهررها
“Nereka mengadu kepada Tuhannya, lalu ia berkata: Ya Robbi bagian tubuhku saling memakan antara satu dan yang lainnya, maka berikanlah aku nafas. Lalu Allah memberikannya dua nafas; Satu nafas di musim dingin dan satu nafas di musim panas. Maka kalian menjumpai panas yang sangat luar biasa dari teriknya( yang amat panas) dan kalian menjumpai dingin yang sangat luar biasa dari udaranya (yang amat dingin) .” (HR. Bukhori:536, Muslim:617).
Besarnya Tubuh Penghuni Neraka:
Tubuh penghuni neraka sangat besar, namun besarnya tubuh mereka bukanlah sesuatu yang dibanggakan, karena tubuh mereka dibesarkan agar mereka benar-benar merasakan siksa. Dari Abu Huroiroh rodhiyallahu anhu berkata: Dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ما بين منكبي الكافر مسيرة ثلاثة أيام للراكب السريع
“Jarak antara kedua pundak orang kafir (di neraka) seperti jarak orang yang menaiki kendaraan dengan cepat selama tiga hari.” (HR. Bukhori:5661, Muslim:2582).
Dari Abu Huroiroh rodhiyallahu anhu berkata: Dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ضرس الكافر أو ناب الكافر مثل أحد، وغلظ جلده مسيرة ثلاثة أيام
“(Besar) gigi geraham orang kafir atau gigi taringnya (di neraka) seperti gunung uhud, dan tebal kulitnya jarak perjalanan tiga hari.” (HR. Muslim:2851).
Kulit mereka yang begitu tebal dibakar dengan api yang menyala-nyala hingga kulit itupun hangus, apabila kulit itu hangus Allah menggantinya dengan kulit yang lain, Allah Ta’ala berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُواْ الْعَذَابَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا} (56) سورة النساء
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan kedalam neraka. Setiap kulit tubuh mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan adzab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An Nisa’:56).
Buruknya Rupa Penghuni Neraka:
Sebagaimana mereka adalah manusia yang paling buruk amalannya di dunia, Allah merubah rupa mereka di akhirat dengan rupa yang buruk, hitam dan berdebu. Allah Ta’ala berifrman:
ُفَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكْفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُواْ الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ} (106) سورة آل عمران
“Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah adzab disebabkan kekafiranmu itu.” (QS. Ali Imron:106). Allah juga berfirman:
ووجوه يومئذ عليها غبرة، ترهقها قترة، أولئك هم الكفرة الفجرة ))
“Dan banyak muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutup lagi oleh kegelapan. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.” (QS. ‘Abasa:40-42).
Rosulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda mengkisahkan Nabi Ibrohim alaihissalam ketika meminta syafaat untuk bapaknya pada hari kiamat, namun syafaatnya ditolak karena bapaknya adalah penyembah patung, lalu dikatakan kepada Nabi Ibrohim:
يا إبراهيم ! انظر ما وراءك، فإذا هو بذيخ ملطخ، فيؤخذ بقوائمه ويلقى في النار
“Hai Ibrohim! Lihatlah kebelakang, tiba-tiba dia melihat seekor heyna jantan yang berlumuran darah, lalu diambil tubuhnya dan dilemparkan ke neraka.” (HR. Bukhori:3350).
Pakaian Penghuni Neraka:
Mereka diberi pakaian, namun pakaian mereka tidak nyaman, mereka diberi pakaian namun pakaian tersebut tidak dapat melindungi tubuh mereka, malah pakaian itu membakar tubuh mereka sendiri; karena pakaian mereka terbuat dari api. Allah Ta’ala berfirman:
فالذين كفروا قطعت لهم ثياب من نار
“Dan orang-orang yang kafir, Allah jadikan bagi mereka baju yang terbuat dari api.” (QS. Al Hajj:19).
Makanan Dan Minuman Penghuni Neraka:
Mereka merasakan lapar yang luar biasa, namun mereka tiada mendapatkan makanan yang mengeyangkan dan menghilangkan rasa lapar, Allah Ta’ala befirman:
ليس لهم طعام إلا من ضريع، لا يسمن ولا يغني من جوع
“Mereka tiada memperoleh makanan, selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangka lapar.” (QS. Al Ghaasyiyah:6-7).
Allah juga berfirman:
إن شجرة الزقوم، طعام الأثيم، كالمهل يغلي في البطون كغلي الحميم
“Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan orang yang banyak berdosa, seperti kotoran yang mendidih di dalam perut, seprti mendidihnya air yang sangat panas.” (QS. Ad Dukhaan:43-46).
Dari Ibnu Abbas rodhiyallahu anhuma berkata: Rosulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لو أن قطرة من الزقوم قطرت في دار الدنيا لأفسدت على أهل الدنيا معايشهم، فكيف بمن تكون طعامه ؟
“Sekiranya satu tetes dari Zaqqum menetes ke dunia, niscaya akan mengancurkan kehidupan penduduk dunia, lalu bagaimana dengan orang yang memakannya?!”. (HR. Ahmad, Tirmidzi, lihat Shohihul Jami’:525).
Mereka kepanasan dan merasakan haus yang luar biasa, namun mereka tidak mendapatkan udara sejuk yang menghilangkan panasnya neraka jahannam dan tidak pula mendapatkan air segar yang menghilangkan rasa haus. Allah Ta’ala berfirman:
لا يذوقون فيها بردا ولا شرابا، إلا حميما وغساقا
“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak pula (mendapat) minuman, selain air mendidih dan nanah.” (QS. An Naba’:24-25)
Hamiman (حميما ): Air mendidih yang sangat panas yang menghanguskan muka dan menghancurkan segala yang ada di perut. Gossaqon (غساقا ): Minuman yang terbuat dari nanah, darah, keringat dan luka penguhuni neraka, minuman tersebut sangat dingin dan berbau busuk. Allah telah berfirman:
من ورائه جهنم ويسقى من ماء صديد يتجرعه ولا يكاد يسيغه ويأتيه الموت من كل مكان وما هو بميت ومن ورائه عذاب غليظ
“Di hadapannya (yaitu orang yang sombong) ada neraka jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnya air dari nanah itu, dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah maut kepadanya dari segala penjuru, tetapi dia juga tidak mati; dan di hadapannya masih ada azab yang berat.”(QS. Ibrahim: 16-17).
Rosulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لو أن دلوا من غساق يهراق في الدنيا لأنتن أهل الدنيا
“Sekiranya timba yang berisi Gossaq dituangkan ke dunia, niscaya menjadikan busuk penduduk dunia.”(HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rohimahullah berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala meniadakan kesejukan yang menjadikan segar tubuh bagian luar, dan juga meniadakan minuman yang menjadikan dingin tubuh bagian dalam, yang demikian itu karena penghuni neraka apabila kehausan mereka meminta minum, sebagaimana Allah berfirman:
وإن يستغيثوا يغاثوا بماء كالمهل يشوي الوجوه بئس الشراب وساءت مرتفقا
“Dan apabila mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.”(QS. Al Kahfi: 29).
Apakah air yang yang panasnya seperti besi mendidih, apabila didekatkan ke wajah dapat menghanguskan wajah tersebut, apakah air itu bermanfaat bagi peminumnya?
Allah juga berfirman:
يصبّ من فوق رؤوسهم الحميم يصهر ما في بطونهم والجلود
“Disiramkan air yang mendidih dari atas kepala mereka, dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka).”(QS. Al Hajj: 19-20).
Apa yang ada di dalam perut mereka adalah usus, sedangkan kulit adalah tubuh bagian luar. Maka barangsiapa yang minumannya seperti itu sungguh mereka tidak merasakan kesejukan dan tidak pula mendapatkan minuman yang menghilangkan panas didalam tubuhnya.” (dinukil dari Tafsir Juz Amma Surat An Naba’ ayat:24-25, karya: Syaikh Muhammad Al Utsaimin, dengan sedikit ringkasan).
Penghuni Neraka Ingin Menebus Siksa Neraka Dengan Harta Dan Anak Mereka:
Mereka ingin menebus siksa dengan harta benda yang mereka miliki, namun Allah menolak tebusan mereka, Allah Ta’ala befirman:
إن الذين كفروا لو أن لهم ما في الأرض جميعا ومثله معه ليفتدوا به من عذاب يوم القيامة ما تقبل منهم ولهم عذاب أليم
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu pula untuk menebus diri mereka dengan itu dari adzab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka mendapatkan adzab yang pedih.” (QS. Al Maaidah:36).
Bahkan mereka ingin menebus siksa dengan anak-anak mereka, istri mereka, saudara mereka, keluarga mereka, namun semua itu tidak diterima. Allah Ta’ala berfirman:
“Orang yang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari adzab hari itu dengan anak-anaknya, isrtinya dan saudaranya, dan familinya yang melindunginya (di dunia), dan orang-orang diatas bumi seluruhnya, kemudian mereka (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat. Sesugguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak. (QS. Al Ma’aarij:11-15).
Doa Penghuni Neraka:
Penghuni neraka berharap dan berdoa agar mereka dikeluarkan dari neraka, dihidupkan kembali ke dunia untuk beramal sholih, sebagaimana Allah berfirman:
ربنا أخرجنا منها فإن عدنا فإنا ظالمون قال اخسئوا فيها ولا تكلمون
“Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (kembalikan kami kedunia untuk beramal sholih), maka jika kami kembali (kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.” Allah berfirman: “Tinggallah di dalamnya dengan hina, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.”(QS. Al Mu’minuun: 107-108).
Lalu mereka meminta kepada Malik penjaga neraka supaya Allah mematikan mereka, sebagaimana Allah berfirman:
ونادوا يا مالك ليقض علينا ربك قال إنكم ماكثون
“Mereka berseru: “Wahai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja, Dia menjawab: “Sesungguhnya kamu tetap tinggal (di neraka ini).”(QS. Az Zukhruf: 77).
Kemudian mereka meminta keringanan agar tidak disiksa satu hari saja, sebagaimana Allah berfirman:
(( وقال الذين في النار لخزنة جهنم ادعوا ربكم يخفف عنا يوما من العذاب قالوا أولم تك تأتيكم رسلكم بالبينات قالوا بلى قالول فادعوا وما دعاء الكافرين إلا في ضلال ))
“Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada kepada penjaga-penjaga jahannam: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari”. Penjaga Jahannam berkata: “Bukankah telah datang kepada kamu rosul-rosulmu denagn membawa keterangan?” Mereka menjawab: “Benar sudah datang”. Penjaga jahannam berkata: “Berdoalah kamu”. Dan doa-doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.”(QS. Al Mu’min: 49-50).
Lalu turunlah ayat kepada penghuni neraka yang memutuskan segala harapan mereka, Allah berfirman:
فذوقوا فلن نزيدكم إلا عذابا
“Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada adzab.” (QS. An Naba’:30).
Syaikh As Sa’dy rohimahullah berkata: ( فذوقوا ) : Maka rasakanlah olehmu wahai para pendusta siksaan yang pedih lagi menghinakan dan kekal, ( فلن نزيدكم إلا عذابا ) : Setiap waktu dan setiap saat bertambah siksaan mereka. Ayat ini adalah ayat yang paling keras yang menjelaskan pedihnya siksaan terhadap penghuni neraka –semoga Allah melindungi kita darinya-.” (lihat Tafsir As Sa’dy Juz Amma Surat An Naba':30).
Penyesalan Dan Tangisan Penghuni Neraka:
Mereka menyesal, benar mereka menyesal namun penyesalan mereka tiada lagi artinya. Mereka menangis, sungguh mereka benar-benar menangis, karena mereka mengalami penderitaan yang tiada seorangpun yang sabar menahannya. Bahkan mereka banyak menangis, sampai-sampai air mata mereka bisa dilalui kapal karena banyaknya. Mereka mengangis dan terus menangis sehingga apabila air mata mereka habis, mereka menangis dengan mengeluarkan darah sebagai pengganti air mata. Allah Ta’ala berfirman:
فليضحكوا قليلا وليبكوا كثيرا جزاء بما كانوا يعملون
“Maka hendaklah mereka tertawa sedikit (di dunia) dan menangis banyak (di akhirat), sebgai balasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. At Taubah:82).
Dari Abu Musa Al Asy’ari rodhiyallahu anhu, dari Rosulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إن أهل النار ليبكون حتى لو أجريت السفن في دموعهم لجرت، وإنهم ليبكون الدم –يعني- مكان الدمع
“Sesungguhnya penghuni neraka mereka benar-benar menangis, sampai-sampai kalau sekiranya kapal-kapal dijalankan diatas air mata mereka niscaya kapal-kapal tersebut berjalan, sesungguhnya mereka menangis mengeluarkan darah sebagai ganti air mata.” (HR. Hakim, di hasankan Syaikh Albani Shohihu Jami':2032 dan lihat Ash Shohihah:1679).
Kematian Disembelih Di Antara Surga Dan Nereka:
Rosulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Di datangkan kematian seakan-akan ia adalah seekor domba, lalu di berhentikan di antara surga dan neraka, dikatakan kepada penghuni surga: Wahai penghuni surga tahukah kalian ini? Merekapun berkumpul, melihat dan berkata: Ya ini adalah kematian. Kemudian dikatakan kepada penghuni neraka: Wahai penghuni neraka tahukah kalian ini? Merekapun berkumpul, melihat dan berkata: Ya ini adalah kematian. Kemudian diperintahkan kepada kematian lalu iapun disembelih. Kemudian dikatakan: Wahai penghuni surga kekal dan tidak ada lagi kematian, wahai penghuni neraka kekal dan tidak ada lagi kematian.” (Muttafaqun Alaih).
Peringatan Dari Siksa Neraka:
Wahai hamba Allah ingatlah Tuhanmu, murnikanlah ibadah hanya kepada-Nya, janganlah engkau menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Jagalah sholatmu dan janganlah engkau termasuk orang yang menyia-nyiakan sholat. Sadarlah hidup ini hanya sementara, maka janganlah engkau lalai dengannya. Bertaubatlah dari segala dosa dan jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka, Allah Ta’ala berfirman:
يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملائكة غلاظ شداد لا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar; yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim:6).
Ya Allah tunjukkan kami ke jalan-Mu yang lurus, yaitu jalan yang mengantrakan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari siksa api neraka.
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
“Wahai Tuhan kami berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkan kami dari siksa api neraka.” Amin.
(Dinukil dari Muqoddimah kitab At Takhwif Minan Naar” karya Ibnu Rojab Al Hambali hal-9)
Sumber : Majalah adz Dzakhiirah Vol.7 No.10 Edisi 52 Th.1430/2009 Hal.14-23 /

Jumat, 02 Januari 2015

Amalan ringan, pahala besar

Alhamdulillah washshalatu wassalaamu ‘ala Rasulillah. Kaum muslimin yang dirahmati Allah, selama 4 hari, kita telah membaca berbagai keindahan surga, berbagai keindahannya, yang disediakan bagi orang yang bertakwa. Tidakkah kita menginginkannya? Jawabannya saya yakin adalah, iya. Namun, surga itu mahal, dan surga itu butuh perjuangan, yang tidak mudah, namun in sya Allah kita semua dapat meraihnya.

Hari ini, saya akan membahas, disadur dari buletin.muslim.or.id, amalan ringan yang besar pahalanya:

Pertama, membaca : subhaanallaahi wa bihamdihi subhaanallaahil ‘adzim


Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada dua kalimat yang dicintai oleh Allah, ringan di lisan, dan berat ditimbangan: (yaitu bacaan) subhaanallaahi wa bihamdihi subhaanallaahil ‘adzim [Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, Mahasuci Allah Yang Mahaagung]” (HR. Al Bukhari)

Kedua, wudhu dengan sempurna dan membaca do’a, sebagaimana hadits berikut:

 
Dari Umar bin Khattab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang berwudhu dengan sempurna, kemudian selesai wudlu dia membaca: asyhadu allaa ilaha illallah wa anna muhammadan abdullahi wa rasuuluh [aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan RasulNya], maka akan dibukakan untuknya pintu surga yang jumlahnya delapan, dan dia boleh masuk dari pintu mana saja yang dia sukai.” (HR. Muslim)
 
Ketiga, menghadiri shalat jumat di awal waktu, dengan memperhatikan adabnya.


Dari Aus bin Aus Ats Tsaqafi, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang membasuh (kepalanya) dan mencuci (seluruh tubuhnya) di hari jum’at (mandi besar, ed.), lalu berangkat ke masjid pagi-pagi, dan dia mendapatkan khutbah dari awal, dia berjalan dan tidak naik kendaraan, dia mendekat ke khatib, konsentrasi mendengarkan khutbah dan tidak berbicara maka setiap langkahnya (dinilai) sebagaimana pahala puasa dan shalat malam selama setahun.” (HR. Abu Dawud, At tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan dinilai shahih oleh Al Albani)
Abu Zur’ah mengatakan: “Saya tidak pernah menjumpai satu hadits yang menceritakan pahala yang besar dengan amal yang sedikit yang lebih shahih dari hadits ini.”

Keempat, shalat dhuha dua rakaat


Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap ruas tulang kalian wajib disedekahi, setiap tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir bernilai sedekah, amar ma’ruf nahi munkar bernilai sedekah, dan semua kewajiban sedekah itu bisa ditutupi dengan dua rakaat shalat dhuha.” (HR. Muslim & Abu Dawud)

Kelima, berdzikir di masjid setelah shubuh.


Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian tetap duduk di masjid sampai terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat maka dia mendapat pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna.” (HR. At Tirmidzi dan dinilai hasan oleh Al Albani)

Keenam, membaca Al Qur’an.


Dari Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka dia mendapat satu pahala kebaikan. Dan setiap satu pahala itu dilipatkan menjadi 10 kali….” (HR. At Tirmidzi, At Thabrani dan dinilai shahih oleh Al Albani)
Ketujuh, membaca dzikir ketika masuk pasar atau tempat keramaian.


Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang masuk pasar kemudian dia membaca: laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa huwa hayyun laa yamuutu, biyadihil khair, wa huwa ‘ala kulli syai’in qadiir [tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah tiada sekutu bagiNya, milikNyalah seluruh kerajaan. Dan milikNyalah seluruh pujian, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Mahahidup dan tidak mati, di TanganNyalah segala kebaikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu] maka Allah catat untuknya sejuta kebaikan, Allah hapuskan sejuta kesalahan, dan Allah angkat untuknya satu juta derajat.” (HR. At Tirmidzi, Al Hakim, Ad Darimi dan dinilai hasan oleh Al Albani)
Kedelapan, shalat berjama’ah di masjid.

 
Dari Abu Umamah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang keluar dalam keadaan suci, menuju masjid untuk melaksanakan shalat jama’ah maka pahalanya seperti pahala seperti orang yang sedang haji dalam keadaan ihram.” (HR. Abu Dawud dan dinilai hasan oleh Al Albani)
Kesembilan, berdzikir ketika terbangun dari tidur (nglilir -bhs. jawa)


Dari Ubadah bin Shamit, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang terbangun (nglilir) ketika tidur malam kemudian dia membaca: laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadiir. Alhamdulillah, wa subhanallah, wa laa ilaha illallah wallahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illa billah [tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata tiada sekutu bagiNya, milikNyalah seluruh kerajaan, milkNyalah segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Segala puji milik Allah, Mahasuci Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, Allah Mahabesar. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah] kemudian dia beristighfar atau berdo’a maka akan dikabulkan. Jika dia berwudhu kemudian shalat dua rakaat maka shalatnya diterima.” (HR.  Bukhari & Abu Dawud)
Kesepuluh, Shalat sunnah dua rakaat sebelum subuh.


Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari pada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)
Kesebelas, membaca shalawat.


Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca shalawat untukku sekali, maka Allah akan memberikan shalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim)


Dalam riwayat lain: “Barangsiapa yang membaca shalawat untukku sekali, maka Allah akan memberikan shalawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan sepuluh kesalahan, dan diangkat sepuluh derajat.” (HR. An Nasa’i, shahih)

Kedua-belas, menjawab adzan dan membaca do’a setelah adzan.


Dari Jabir bin Abdillah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mendengarkan adzan kemudian dia membaca do’a: Allahumma rabba hadzihid da’watittammah washshalatil qa’imah, ati muhammadanil wasilata wal fadhilah wab’ats-hu maqamam mahmudanilladzi wa’adtahu [Ya Allah, Rabb pemilik panggilan yang sempurna dan shalat wajib yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan fadhilah. Bangkitkanlah beliau ke tempat terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya.] maka dia berhak mendapat syafaatku pada hari kiamat.” (HR. Bukhari)
Ketiga-belas, membaca dzikir setiap pagi dan sore. Diantara dzikir yang disyariatkan adalah membaca : subahanallah wa bihamdihi‘’


Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa di waktu pagi dan sore membaca: ‘subahanallah wa bihamdihi‘ seratus kali maka tidak ada seorang pun yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala yang lebih baik dari pahala yang dia bawa, kecuali orang yang membaca seperti yang dia baca atau lebih banyak.” (HR. Muslim)

Keempat-belas, mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan


Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang mengajak orang lain untuk melakukan kesesatan dan maksiat maka dia mendapat dosa sebagaimana dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim)
Kelima-belas, rajin beristighfar.


Dari Ibn Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang rajin beristighfar maka Allah akan berikan jalan keluar setiap ada kesulitan, Allah berikan penyelesaian setiap mengalami masalah, dan Allah berikan rizki yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud, hasan lighairihi)

Kamis, 01 Januari 2015


Terheran-heran. Tapi itulah kenyataan. Seseorang  – yang mungkin dengan mudahnya – melepas jilbabnya dan merasa enjoy mempertontonkan kecantikannya. Entah dengan alasan apa, kepuasan pribadi, materi dunia, popularitas yang semuanya berujung pada satu hal, yaitu hawa nafsu yang tak terbelenggu.

Padahal… nun di surga sana, terdapat makhluk yang begitu cantik yang belum pernah seorang pun melihat ada makhluk secantik itu. Dan mereka sangat pemalu dan terjaga sehingga kecantikan mereka hanya dinikmati oleh suami-suami mereka di surga.

Ingat, mengenai suatu hadits, agar kawan-kawan semakin semangat:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وَمَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبُ
“Tidak ada seorangpun yang membujang di surga"

Berikut ini adalah kumpulan ayat dan hadits yang menceritakan tentang para bidadari surga.


Harumnya Bidadari

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kecantikan Fisik

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rombongan yang pertama masuk surga adalah dengan wajah bercahaya bak rembulan di malam purnama. Rombongan berikutnya adalah dengan wajah bercahaya seperti bintang-bintang yang berkemilau di langit. Masing-masing orang di antara mereka mempunyai dua istri, dimana sumsum tulang betisnya kelihatan dari balik dagingnya. Di dalam surga nanti tidak ada bujangan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُم بِحُورٍ عِينٍ

“Demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.” (Qs. Ad-Dukhan: 54)

Abu Shuhaib al-Karami mengatakan, “Yang dimaksud dengan hur adalah bentuk jamak dari  haura, yaitu wanita muda yang cantik jelita dengan kulit yang putih dan dengan mata yang sangat hitam. Sedangkan arti ‘ain adalah wanita yang memiliki mata yang indah.

Al-Hasan berpendapat bahwa haura adalah wanita yang memiliki mata dengan putih mata yang sangat putih dan hitam mata yang sangat hitam.

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (wanita surga) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (al-Waqi’ah: 35—37)

Sopan dan Pemalu

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyifati bidadari dengan “menundukkan pandangan” pada tiga tempat di Al-Qur’an, yaitu:

“Di dalam surga, terdapat bidadari-bidadari-bidadari yang sopan, yang menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan biadadari itu permata yakut dan marjan.” (Qs. Ar-Rahman: 56-58)

“Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya.” (Qs. Ash-Shaffat: 48)

“Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.”

Seluruh ahli tafsir sepakat bahwa pandangan para bidadari surgawi hanya tertuju untuk suami mereka, sehingga mereka tidak pernah melirik lelaki lain.

Putihnya Bidadari
Allah Ta’ala berfirman, “Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (Qs. ar-Rahman: 58)

al-Hasan dan mayoritas ahli tafsir lainnya mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah bidadari-bidadari surga itu sebening yaqut dan seputih marjan.

Allah juga menyatakan,“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam kemah.” (Qs. Ar-Rahman: 72)

Maksudnya mereka itu dipingit hanya diperuntukkan bagi para suami mereka, sedangkan orang lain tidak ada yang melihat dan tidak ada yang tahu. Mereka berada di dalam kemah.

Nyanyian Bidadari

Diriwayatkan juga dari jalur Al-Walid bin Abi Tsaur dari Sa’ad Ath-Thaa’i dari Abdurrahman bin Saabith dari Ibnu Abi Aufa ia berkata: Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya bidadari-bidadari Surga berkumpul sekali setiap pekan. Mereka bernyanyi dengan suara yang merdu yang belum pernah didengar oleh siapapun sebelumnya suara semerdu itu. Mereka menyenandungkan: “Kami adalah bidadari yang kekal tidak akan fana, kami adalah bidadari yang selalu gembira tidak akan murung, kami adalah bidadari yang selalu ridha tidak akan marah, kami adalah bidadari yang selalu menyertai tidak akan pergi, beruntunglah orang yang mendapatkan kami dan kami menjadi miliknya. “ 

Diriwayatkan dari jalur lbnu Abi Fudeik dari Ibnu Abi Dzi’b dari ‘Aun Ibnu AI-Khaththab dari seorang putra Anas dari Anas bin Malik ia berkata:

“Rasulullah bersabda:“Sesungguhnya bidadari-bidadari Surga akan bernyanyi di Surga: `Kami adalah bidadari-bidadari yang cantik jelita, diciptakan untuk suami-suami yang mulia.’”(Shahih al-Jami': 1602)
 

Baiklah…ini adalah sedikit gambaran yang Allah berikan tentang bidadari di surga. Karena bagaimanapun gambaran itu, maka manusia tidak akan bisa membayangkan sesuai rupa aslinya, karena sesuatu yang berada di surga adalah sesuatu yang tidak/belum pernah kita lihat di dunia ini.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, “Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh pikiran.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Setelah mengetahui sifat fisik dan akhlak bidadari, maka bukan berarti bidadari lebih baik daripada wanita surga. Sesungguhnya wanita-wanita surga memiliki keutamaan yang sedemikian besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits,

“Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan lagi, seorang manusia telah Allah ciptakan dengan sebaik-baik rupa,
“Dan manusia telah diciptakan dengan sebaik-baik rupa.” (Qs. At-Tiin: 4)

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Beliau shallallahu’‘alaihi wa sallam menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”
Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”
Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.” (HR. Ath Thabrani)

Subhanallah. Betapa indahnya perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebuah perkataan yang seharusnya membuat kita, para manusia dunia, menjadi lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh untuk menjadi lelaki shalih dan wanita shalihah. Berusaha untuk menjadi sebaik-baik perhiasan. Berusaha dengan lebih keras untuk bisa menjadi lelaki dan wanita penghuni surga..
Maraji':
Mukhtashor Hadil al-Arwah ila Bilad al-Afrah (Tamasya ke Surga) (terj), Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah.
***
Artikel muslimah.or.id
Penulis: Ummu Ziyad Fransiska Mustikawati dan Ummu Rumman Siti Fatimah dengan sedikit penambahan
Muroja’ah: Ust. Aris Munandar


Buku Pesona Surga karangan Abdul Halim bin Muhammad dan Nashshar as-Salafi, diterbitkan oleh Pustaka Imam asy-syafi'i

Rabu, 31 Desember 2014

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: “Allah mengumpulkan seluruh makhluk dari awal sampai akhir pada hari pertemuan yang telah dijanjikan dalam keadaan berdiri selama 40 tahun, pandangan mereka tertunduk menunggu proses peradilan.” Lalu disebutkan kelengkapan hadits sampai pada sabda beliau: “Kemudian Allah ta’ala berfirman: ‘Angkatlah kepala-kepala kalian!’ Maka mereka mengangkat kepala-kepala mereka. Lalu Allah ta’ala memberi cahaya kepada mereka sesuai dengan kadar amal mereka. Di antara mereka ada yang diberi cahaya sebesar gunung yang menerangi di hadapannya, ada yang diberi cahaya lebih kecil dari itu, ada yang diberi cahaya seperti pohon kurma disebelah kanannya, dan ada yang diberi lebih kecil dari itu, hingga yang terakhir diberi adalah seorang lelaki yang diberi cahaya sebesar ibu jari kakinya, sesekali menyala dan sesekali padam; apabila cahayanya menyala ia maju dan berjalan, dan apabila padam ia berhenti.’ Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Allah ‘azza wa jalla di hadapan mereka, hingga Dia melewati neraka, lalu tersisalah bekasnya setajam pedang, licin menggelincirkan.’ Beliau bersabda: ‘Allah berfirman: ‘Lewatilah!’ Maka mereka melewatinya sesuai kadar cahaya yang mereka miliki; Ada yang melewatinya seperti kedipan mata, ada yang seperti kilat, ada yang seperti awan, ada yang seperti sambaran bintang, ada yang seperti angin, ada yang secepat kuda, ada yang secepat (larinya) seorang lelaki, hingga lewatlah orang yang diberi cahaya sebesar ibu jari kakinya dalam keadaan merangkak di atas wajah, kedua tangan dan kakinya. Terkadang tangan dan kakinya menyungkur dan terkadang menggantung, sedangkan pada sisi badannya terjilat api. Keadaannya terus semacam itu hingga ia selamat. Tatkala telah selamat, ia berdiri di atasnya, lalu berkata: ‘Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberiku karunia  yang tidak Dia berikan kepada orang lain, karena Dia telah menyelamatkan aku dari neraka setelah aku melihatnya.’ Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melanjutkan: ‘Lalu ia pergi ke saluran air yang ada di depan pintu surga dan mandi di sana. Maka mulailah aroma dan warna kulit penduduk surga bersemi padanya. Lantas ia melihat apa yang ada di dalam surga dari balik pintu, lalu berkata: ‘Wahai Rabbku, masukkanlah aku ke dalam surga.’ Allah berfirman kepadanya: ‘Apakah engkau meminta surga padahal aku telah menyelamatkanmu dari neraka?’ Ia berkata: ‘Wahai Rabbku, buatkanlah dinding pemisah antara diriku dengan neraka supaya aku tidak mendengar suaranya.’ Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melanjutkan (ceritanya) : ‘Lalu ia masuk ke dalam surga dan ia melihat atau diperlihatkan kepadanya sebuah rumah di hadapannya, seakan-akan hanya sekadar impian untuk bisa mendapatkan apa yang ada di dalamnya. Ia berkata: ‘Wahai Rabbku, berilah aku rumah itu.’ Allah berfirman kepadanya: ‘Barangkali setelah Kuberikan itu kau akan meminta selainnya?’ Ia berkata: ‘Tidak, demi kemulian-Mu, aku tidak akan meminta selainnya. Mana ada rumah yang lebih bagus dari itu?!’ Maka Allah memberikan rumah itu kepadanya lantas ia pun menempatinya. Lalu ia melihat di hadapan itu sebuah rumah yang seakan hanyalah sebuah impian baginya untuk mendapatkan apa yang ada di dalamnya. Ia berkata: ‘Wahai Rabbku, berilah aku rumah itu.’ Allah berfirman kepadanya: ‘Barangkali setelah Kuberikan itu kau akan meminta selainnya?’ Ia berkata: ‘Tidak, demi kemulian-Mu, aku tidak
akan meminta selainnya. Mana ada rumah yang lebih bagus dari itu?!’
Maka Allah memberikan rumah itu kepadanya lantas ia pun menempatinya.
Lalu ia melihat atau diperlihatkan di hadapan itu sebuah rumah lain
yang seakan hanyalah sebuah impian baginya untuk mendapatkan apa yang ada di dalamnya. Ia berkata: ‘Wahai Rabbku, berilah aku rumah itu.’ Allah yang maha agung berfirman: ‘Barangkali setelah Kuberikan itu kau
akan meminta selainnya?’ Ia berkata: ‘Tidak, demi kemulian-Mu, aku tidak akan meminta selainnya. Mana ada rumah yang lebih bagus dari itu?!’ Maka Allah memberikan rumah itu kepadanya lantas ia pun menempatinya. Kemudian ia diam. Allah yang maha agung berirman: ‘Apa yang membuatmu tak meminta lagi?’ Ia menjawab: ‘Wahai Rabb, aku telah meminta kepada-Mu hingga aku malu kepada-Mu. Aku telah bersumpah kepada-Mu hingga aku malu kepada-Mu.’ Allah yg maha agung berfirman: ‘Tidakkah engkau ridho bila Aku memberimu (kekayaan) semisal dunia sejak Kuciptakan hingga hari Aku menghancurkannya, dan bahkan sepuluh kali lipatnya?’ Ia berkata: ‘Apakah Engkau meledekku padahal Engkau adalah Rabbul ‘Izzah (Tuhan yang Maha Perkasa)?’ Maka Allah ta’ala tertawa karena perkataannya. Dia berfirman: ‘Tidak, tetapi Aku Maha Kuasa untuk melakukan itu maka mintalah!’ Lantas ia berkata: ‘Kumpulkanlah aku bersama penghuni surga lainnya.’ Maka Allah ta’ala berfirman: ‘Kumpulkan ia bersama penghuni surga lainnya!’ Lalu ia pergi sembari berlari-lari kecil di dalam surga. Ketika telah dekat dengan penghuni lainnya, dinampakkan untuknya sebuah istana dari mutiara, lalu ia menyungkur sujud. Lantas dikatakan kepadanya: ‘Angkat kepalamu, apa gerangan yang terjadi padamu?’ Ia menjawab: ‘Aku melihat Rabbku –atau diperlihatkan Rabbku kepadaku-‘, lalu dikatakan kepadanya: ‘Itu adalah salah satu tempat tinggalmu.’  Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Kemudian ia dipertemukan dengan seorang lelaki, lalu ia hendak sujud kepadanya, maka dikatakan kepadanya: ‘Hei, apa gerangan yang terjadi padamu?’ …
Lalu lelaki itu berkata: ‘Saya adalah salah satu di antara penjaga dan budakmu. Saya membawahi seribu orang yang sama seperti saya ini.’ Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Lalu ia berjalan di depannya hingga dibukakan pintu istana itu untuknya. Istana itu terbuat dari mutiara besar yang berongga. Semua atap, pintu, penutup dan kunci-kuncinya terbuat dari mutiara. Pada istana tersebut terdapat permata-permata hijau yang bergaris-garis merah (di dalam permata itu terdapat tujuh puluh pintu yang masing-masing pintunya sampai ke permata hijau yang bergaris-garis). Setiap permata menghubungkan permata lain yang berbeda warnanya. Di dalam setiap permata terdapat ranjang-ranjang, istri-istri dan pelayan-pelayan. Yang terendah di antara mereka adalah bidadari yang bermata jeli. Padanya terdapat tujuh puluh pakaian, dan sumsum betisnya bisa terlihat di balik pakaian-pakaiannya tersebut. Hatinya adalah cermin suaminya, dan hati suaminya adalah cermin baginya. Setiap kali suaminya berpaling sekali darinya, maka bertambahlah kecantikan istrinya tersebut di mata suaminya tujuh puluh kali lipat dari yang sebelumnya. Dan setiap kali istrinya berpaling sekali darinya, maka bertambahlah ketampanan suaminya tersebut di mata istrinya tujuh puluh kali lipat dari yang sebelumnya. Ia berkata kepada istrinya: ‘Demi Allah, kecantikanmu bertambah tujuh puluh kali lipat di mataku.’ Dan istrinya juga berkata kepadanya: ”Demi Allah, ketampananmu juga bertambah tujuh puluh kali lipat di mataku.’ Lalu dikatakan kepadanya: ‘Muliakanlah!’ Lalu ia pun dimuliakan. Lantas dikatakan kepadanya: ‘Kerajaanmu sejauh perjalanan seratus tahun, yang mana matamu bisa memandangnya.’ Perawi berkata: Lalu ‘Umar berkata: “Tidakkah kau mendengar apa yang diceritakan Ibnu Ummi ‘Abdin (yakni Ibnu Mas’ud) kepada kita, wahai Ka’ab, tentang kedudukan terendah penghuni surga, lantas bagaimana dengan kedudukan mereka yang paling tinggi?”
Ia menjawab: “Wahai Amirul Mukminin! (Kedudukan mereka) belum pernah di lihat mata dan terdengar oleh telinga. Sesungguhnya Allah ta’ala telah menciptakan sebuah tempat tinggal yg di dalamnya berisi apa saja yg Dia kehendaki; istri-istri, buah-buahan dan berbagai macam minuman. Kemudian Dia menutupnya sehingga tidak ada seorang makhluk pun yang melihatnya, tidak Jibril dan tidak pula malaikat lainnya. Kemudian Ka’ab membaca firman Allah:
Seorang pun tdk mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yg menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah: 17) 
Ia berkata: “Dan Allah menciptakan selain itu dua surga, Dia menghiasi dan memperlihatkannya kpd makhluk yang Dia kehendaki. Kemudian ia melanjutkan (perkataannya): ‘Barangsiapa catatan amalnya berada di ‘Illiyyin, maka ia tinggal di tempat itu yg belum pernah dilihat seorang pun. Hingga ada seorang yg tercatat dalam ‘Illyyin keluar dan berjalan di wilayah kerajaannya. Lalu tdk ada satu kemah pun di surga kecuali ia masuki dari cahaya wajahnya. Maka para penghuninya menyampaikan kabar gembira dgn aroma tubuhnya. Mereka berkata: “Oh alangkah menawannya aroma ini! Ini adalah aroma lelaki dari ahli ‘Illyyin telah keluar berjalan di wilayah kerajaannya.” ‘Umar berkata: “Celaka wahai Ka’ab! Hati ini telah lepas terurai, maka peganglah ia (beliau meminta tambahan penjelasan, pent)!” Lalu Ka’ab berkata: “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangannya, sungguh nanti pd hari kiamat neraka memiliki dengusan yg panjang, dan tidak ada malaikat yang terdekat dan juga seorang nabi pun yang diutus melainkan pasti berlutut, hingga (nabi) Ibrahim khalilullah akan berkata: ‘Ya Rabbku, selamatkan aku, selamatkan aku.’ Bahkan apabila engkau memiliki amal tujuhpuluh orang nabi yang ditambahkan ke amalmu, niscaya engkau tetap mengira tak akan selamat.’
(Disebutkan oleh Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib, dan beliau berkata: “Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya, Ath-Thabrani dan Al-Hakim (dengan lafazh) seperti ini dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu secara marfu’ (sanadnya tersambung kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam). Dan beliau mengeluarkannya secara mauquf pada Ka’ab mulai dari perkataannya: “Sesungguhnya Allah telah menciptakan sebuah tempat tinggal…sampai akhir hadits.” Dan salah satu jalan yang diriwayatkan Ath-Thabrani adalah shahih, dan lafazh ini miliknya.  Al-Hakim berkata: “Sanadnya shahih”. ” Dan hadits ini dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani rahimahullah).